Aksi Nyata Topik 2 (Perspektif Sosiokultural)
AKSI NYATA_TOPIK 2
PEMBELAJARAN SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA
Nama : Apipah
Prodi : PPKn
Mahasiswa : PPG Prajabatan Angkatan 1 2024 Universitas Pamulang
Dosen :
Lina Marlina, S.Pd., M.Pd
Mulai
Dari Diri
Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran? Adapun yang saya pikirkan tentang topik ini sebelum
memulai proses pembelajaran adalah pastinya topik ini membahas mengenai konsep-konsep
yang membentuk sosiokultural, yang terdiri atas faktor
sosial, budaya, dan politik yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran,
perilaku, dan pengalaman peserta didik sehingga guru dapat mengidentifikasi
factor sebagai hambatan/tantangan di dalam pembelajaran di kelas. |
Eksplorasi
Konsep
Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini? Adapun yang saya pelajari dari topik ini adalah mengenai: Pertama saya mendapatkan pengetahuan dan wawasan sekaligus inside baru tentang SES (Status sosioekonomi) yang menjadi factor penting dalam keberhasilan dari pendidikan, terutama mengenai pretasi peserta didik di dalam belajar, peserta didik yang mempunyai status sosioekonomi yang rendah, akan menyebabkan terjadinya keterasingan di dalam sebuah interaksi sosial, keterasingan tersebut adalah keterlibatannya yang rendah di dalam belajar. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa factor sosioekonomi diantaranya adalah tingkat pendapatan orang tua yang rendah, pendidikan orang tua yang rendah, tempat tinggal yang tidak layak huni, akses layanan Kesehatan yang kurang memadai, akses terhadap pengalaman dan informasi yang tidak ada seperti ketersedian buku, alat belajar (Handphone,laptop) dan daya beli yang rendah, sehingga fasilitas-fasilitas yang menunjang dalam belajar tidak terpenuhi dan tercukupi dengan baik. Kedua, tentang CHAT (Cultural-Historical Activity Theory) yang menjadi pertimbangan penting di dalam pendidikan, yang mana proses pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya, maka dari itu dalam pendidikan guru harus memahami keunikan dan perbedaan antara individu, termasuk latar belakang sosial dan budaya peserta didik, memasukkan pembelajaran di dalamnya berdasarkan konteks budaya yang ada disekitar peserta didik, supaya dapat relevan dengan peserta didik. |
Ruang
Kolaborasi
Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi? Pada tahap ruang kolaborasi, hal yang saya pelajari bersama rekan-rekan adalah memaparkan beberapa studi kasus tentang perspektif sosiokultural dalam penerapan pendidikan di Indonesia di depan kelas. Studi kasus tersebut termuat di dalam cerita: Belajar Berdemokrasi, dari buku Mengajar untuk Perubahan, hal 58-75 Ray Sang Pecandu Online Game, dari buku Mengajar untuk Perubahan, hal 76-92 Literasi Dasar, dari Buku Melawan Setan Bermata Runcing: Pengalaman Gerakan Pendidikan Sokola, hal 125-156 Nah, dari tiga kasus cerita tersebut kami menganalisis terkait factor sosial, budaya, ekonomi, dan politik apa saja yang ada didalamnya, bagaimana guru mempertimbangkan factor dalam cara mengajarnya, memberikan solusi cara lainnya serta kaitannya dengan mata kuliah lainnya. Selain itu juga, bahwa pada cerita pertama menceritakan tentang bobroknya system sekolah, yang mana didalamnya ada kasus korupsi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan beberapa guru, sehingga membuat para peserta didiknya melakukan demonstrasi. Pada cerita kedua, menceritakan tentang seorang anak yang kecanduan game online, serta cerita ketiga yang menceritakan tentang potret pendidikan yang tidak terjamah dari peradaban yaitu memberikan pendidikan bagi orang pedalaman. Dari cerita tersebut memberikan gambaran kepada saya
bahwa itulah realita yang ada di pendidikan Indonesia sekarang ini, bahwa
dari segi kepala sekolah, guru, peserta didik secara personal mempunyai
permasalah yang kompleks serta kesenjangan pendidikan antar di kota dan desa
yang berbanding jauh, sehingga dengan hal tersebut saya harus dapat memahami,
membaca dan mengambil keputusan dengan bijak atas permasalahan tersebut terutama didalam metode pengajaran yang
saya lakukan nantinya. |
Demonstrasi
Kontekstual
Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)? Hal penting yang saya pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang saya jalani bersama kelompok adalah memberikan pengalaman yang berharga bahwa permasalahan pendidikan Indonesia ini sangatlah kompleks sekali, adanya perpaduan dari berbagai factor sosial, budaya, ekonomi, dan sosial di dalamnya. Sehingga dengan hal tersebut memberikan gambaran kepada saya untuk dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang ada tersebut nantinya sebelum saya terjun ke lapangan menjadi seorang guru.
|
Elaborasi
Pemahaman
Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik
ini? Sejauh ini yang sudah saya pahami bahwa proses pembelajaran peserta didik di kelas tidak terlepas dari yang namany lingkungan sosial dan budaya, serta pengaruh lainnya berupa tingkatan status ekonomi orang tua mereka, karena dua konsep tersebut menjadi penting di dalam pendidikan, terutama bagi seorang guru di dalam melakukan pembelajaran di kelas, factor tersebut menjadi pendukung keberhasilannya, oleh karena itu guru harus dapat mengatasi factor-faktor tersebut dengan menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik, pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran tanggap budaya, pembelajaran TaRL (Teaching at Righ Level), pembelajaran multicultural, serta pembelajaran insklusif yang memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik tanpa ada membedakan status yang mereka miliki. Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai? Hal baru yang saya pahami dari materi bahasan ini adalah mengenai tentang konsep-konsep perspektif sosiokultural yang terdiri atas dua, yaitu SES (Status sosioekonomi) yang menjadi factor penting dalam keberhasilan dari pendidikan, terutama mengenai prestasi peserta didik di dalam belajar, peserta didik yang mempunyai status sosioekonomi yang rendah, akan menyebabkan terjadinya keterasingan di dalam sebuah interaksi sosial, keterasingan tersebut adalah keterlibatannya yang rendah di dalam belajar, serta yang kedua tentang CHAT (Cultural-Historical Activity Theory) yang menjadi pertimbangan penting di dalam pendidikan, yang mana proses pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya, maka dari itu dalam pendidikan guru harus memahami keunikan dan perbedaan antara individu, termasuk latar belakang sosial dan budaya peserta didik, memasukkan pembelajaran di dalamnya berdasarkan konteks budaya yang ada disekitar peserta didik, supaya dapat relevan dengan peserta didik. Dengan dua materi tersebut, memberikan pemahaman yang
baru bagi saya yang semula saya tidak memikirkan factor ekonomi dan budaya
sebagai salah satu factor yang mendukung keberhasilan dari pembelajaran,
sejak saat ini saya akan sudah memahaminya dan memberikan perubahan secara
pemikiran saya untuk dapat melaksanakan pembelajaran nantinya dengan
mempertimbangkan factor tersebut, terutama di dalam menyusun rancangan
pembelajaran. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Adapun yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah
Bagaimana pengimplementasian status ekonomi sosial serta pembelajaran
berbasis budaya di pembelajaran di kelas, terutama pengimplementasiannya di
dalam mata pelajaran sehingga dapat tercipta pembelajaran yang insklusif? |
Koneksi
Antar Materi
Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain? Adapun yang saya pelajari dari koneksi antar materi adalah kaitan mata kuliah perspektif sosiokultur dengan 3 mata kuliah lainnya, yaitu mata kuliah filosofi pendidikan, pemahaman tentanga peserta didik dan pengajaran, serta system pengajaran dan asesmen 1. Nah dibawah ini kaitannya sekaligus menjadi pemahaman saya juga, diantaranya: a. Kaitan Mata kuliah perspektif sosiokultural dengan filosofi pendidikan. Pada mata kuliah filosofi pendidikan, KH Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan merupakan proses menuntun. Menuntun yang dimaksud adalah menuntun tumbuh kembang peserta didik tanpa meninggalkan kodrat Alam dan kodrat Zaman. Kodrat alam sendiri berkaitan dengan lingkungan dimana anak berada. Maka dari itu, proses menuntun anak haruslah disesuaikan dengan konteks sosial budaya tempat tinggal anak. Dengan adanya pemahaman guru terkait perspektif sosiokultural yang berada di lingkungan anak, memungkinkan guru untuk dapat menciptakan pembelajaran melalui pendekatan dan strategi pembelajaran tanggap budaya yang disesuiakan dengan kearifan local yang menjadi latar belakang setiap anaknya, serta dapat mengatasi kesenjangan belajar antara kelompok-kelompok sosial dan budaya yang berbeda dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar yang unik dari siswa dari berbagai latar belakang sosial dan budaya. b. Kaitan mata kuliah perspektif sosiokulutural dengan pemahaman tentang peserta didik dan pengajarannya Pada mata kuliah pemahaman tentang peserta didik dan pengajarannya, membahas terkait teori peserta didik adalah individu yang unik. Keunikan tersebut yang sering dikenal dengan Karakteristik. Karakteristik itu sendiri dapat diartikan sebagai cir, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh peserta didik, yang meliputi etnis, budaya/kultural, status sosial, perkembangan (fisik, spiritual, emosional, sosial, moral, dan motoric), minat, motivasi dan gaya belajar peserta didik. Dengan adanya pemahaman guru terkait perspektif sosiokultural akan membantu guru untuk memahami latar belakang sosiokultural peserta didiknya secara mendalam serta dapat menentukan tindakan-tindakan yang bijak dan adil atas permasalahan yang diciptakan dari factor latar belakang tersebut, yang hingga pada akhirnya akan menciptakan pembelajaran yang inklusif yakni pembelajaran yang memberikan ruang dan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar bersama, tanpa membeda-bedakan perbedaan latar belakangnya. c. Kaitan mata kuliah perspektif sosiokulutual dengan system pengajaran dan asesmen 1 Pada mata kuliah system pengajaran dan asesmen 1 membahas terkait asesmen, yang mana asesmen ini menjadi alat untuk mengetahui kebutuhan, perkembangan serta pencapaian hasil belajar peserta didik. Asesmen sendiri terdiri atas asesmen diagnostik, asesmen formatif dan asesmen sumatif. Asmen diagnostic bertujuan untuk mengetahui kompetensi, kekuatan, dan kelemahan peserta didik sebelum merancang pembelajaran dan asesmen, yang terdiri atas asesmen diagnostic kognitif (kemampuan awal), dan asesmen diagnostic non kognitif (aspek dukungan keluarga, motivasi diri, gaya belajar, hingga sosial emosional). Asesmen formatif bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah tercapai di dalam proses pembelajaran, serta asesmen sumatif bertujuan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik secara keseruhan. Dari tiga asesmen tersebut, maka asesmen diagnostiklah yang sangat mempunyai kaitannnya. Dengan adanya pemahaman guru terkait perspektif sosiokultural akan membantu guru dalam melakukan asesmen awal/diagnostic terhadap peserta didik, karena sudah memahami sosiokultural yang ada pada peserta didik, sehingga dengan demikian guru dapat memberikan asesmen/penilaian sesuai dengan tingkat capaian/pemahaman peserta didik dengan baik, serta mempertimbangkan hasil asemen awal tersebut terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan nantinya di dalam kelas, terutama peserta didik yang membutuhkan bantuan dan bimbingan secara mendalam. |
Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru? Jika ditanya manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi ini tentunya banyak sekali, akan tetapi disini saya mencoba untuk merangkumnya kedalam 2 pokok bahasan yaitu: 1. Manfaat teoritis bagi saya a. Dengan saya mempelajari materi SES (Status ekonomisosial) dan CHAT (Cultural-Historical Activity Theory), memberikan bekal bagi berupa pemahaman secara mendalam, bahwa dalam proses pembelajaran peserta didik tidak dapat dipisahkan dari lingkungan, dan lingkungan tersebut akan mempengaruhi cara pandang peserta didik terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Sehingga dengan pemahaman tersebut dapat membantu saya nantinya untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan konteks lingkungan dan budaya peserta didik, salah satu caranya adalah memasukkan kearifan local didalam materi pembelajaran, memasukkan pendidikan multicultural di dalam pembelajaran, memberikan pembelajaran yang kolaboratif dan aktif serta tetap saling menghormati. b. Dengan saya mempelajari materi SES (Status ekonomisosial) dan CHAT (Cultural-Historical Activity Theory) memberikan bekal bagi saya terkait gambaran-gambaran faktor-faktor yang menghambat sekaligus mendukung sukses sebuah pendidikan, terutama pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas, sehingga dengan mengetahui hal tersebut saya dapat mengatasi kesenjangan belajar yang dihadapi peserta didik, terutama dalam status ekonomisosial. 2. Manfaat praktis bagi saya Dengan saya mempelajari materi SES (Status ekonomisosial) dan CHAT (Cultural-Historical Activity Theory) dapat menerapkan serta memilih metode-metode pembelajaran yang tepat dengan tetap mempertimbangkan factor SES dan CHAT peserta didik di dalam pembelajaran. Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya? Untuk menilai kesiapan saya sebagai seorang guru, tentunya ada beberapa kriteria yang menjadi acuan saya didalamnya, diantaranya adalah: a. Pemahaman saya akan konsep materi yang diajarkan dalam hal ini adalah materi mata kuliah perspektif sosiokultural. b. Pengimplementasiannya di lapangan yaitu di dalam kelas, terutama nantinya dapat saya implementasikan pada saat PPL 2 di Sekolah. Nah, melihat dua indicator tersebut, saya rasa kesiapan
saya sebagai seorang guru berada pada posisi 5 karena saya masih baru
mengenal sebagian konsep dan belum mampu mengaplikasikannya secara langsung
di dalam pembelajaran di kelas. Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa
menerapkannya dengan optimal? Adapun yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya secara optimal, diantaranya sebagai berikut: 1. Tidak berhenti untuk terus belajar memperdalam pengetahuan dan wawasan saya mengenai materi bahasan ini dengan baik, dari mulai membaca dari berbagai sumber yang ada baik buku, internet, jurnal dan berbagai sumber lainnya, bertukar pikiran dengan rekan sejawat maupun praktisi-praktisi pendidikan lainnya. 2. Mencatat hal-hal penting yang telah saya dapatkan tersebut di dalam buku catatan kecil saya, sehingga mempermudah saya nantinya untuk membuka kembali sewatu-waktu jika saya kelupaan akan pokok bahasan tersebut. 3. Untuk mengimplementasikannya, saya akan menyusun rancangan pembelajaran (modul ajar) dengan sebaik mungkin dengan mempertimbangkan SES dan CHAT di dalam pembelajaran yang akan saya terapkan nantinya. 4. Melakukan refleksi terhadap apa yang telah saya lakukan di atas dengan baik, sehingga dengan melaukan refleksi tersebut saya dapat mengambil manfaaat, hikmah dan perbaikan lanjutannya. |
Komentar
Posting Komentar